Redaksi.news, SURABAYA – Pagelaran musik metal bawah tanah yang bertajuk “Surabaya Membara”, mengobati rasa rindu para penggemarnya di Surabaya.
Pesta musik yang dinanti-nantikan kembali menggema di kawasan Simo, Surabaya. Acara yang telah menjadi tradisi ini menarik para pencinta musik cadas dengan suasana yang begitu meriah.
Di balik deru gitar dan gemuruh drum, kawasan Simo tenggelam dalam ‘Lautan Hitam’ yang mengisyaratkan kegelapan dan kekuatan.
Dengan harga tiket yang terjangkau, penonton tak hanya terhibur namun juga terbuai oleh atmosfer gelap yang diusung tema “The Shadows of Power”.
Joel Christian, pemimpin dari Surabaya Membara Musik, menjelaskan bahwa tema ini dipilih untuk menyoroti bayangan kekuasaan yang semakin merajalela dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
“Industri musik tidak luput dari dampaknya, kami berjuang untuk menjaga keautentikan kami tanpa harus tunduk pada tekanan kekuasaan yang mengintervensi,” ujarnya.
Surabaya Membara, meskipun terbatas oleh ruang, waktu dan kondisi, tetap berkomitmen untuk menjaga keberlangsungan musik cadas di kota ini.
Acara kali ini mempersembahkan penampilan istimewa dari Finsmoonths, band asal Jakarta yang mengusung genre black-gaze dan post black-metal.
Meski baru berdiri tahun lalu, debut mereka telah memukau dengan kombinasi kecepatan black-metal, suara delay-reverb yang menggema, serta perpaduan vokal shrieking dan clean vocal yang memikat hati.
Jufus, salah satu penonton mengungkapkan, kerinduannya terhadap acara seperti ini yang telah lama vakum akibat pandemi Covid-19 yang melanda negri ini.
“Kami merindukan acara seperti ini untuk mengisi kekosongan bagi komunitas pencinta musik metal. Kita perlu variasi, tidak hanya sekadar rock dan rock” ungkapnya, Minggu (30/6/2024).
Dengan demikian, gelaran Surabaya Membara bukan sekadar konser musik biasa, tetapi juga sebuah perlawanan terhadap dominasi yang mencoba memengaruhi kreativitas dan kebebasan berekspresi dalam dunia musik. (din)
