
Redaksi.news, Surabaya – Pasar Takjil di Karang Menjangan, Surabaya dipenuhi sesak oleh lautan manusia pada Selasa (4/3) sore, empat hari setelah bulan Ramadan dimulai. Suasana ramai dan semarak menandai tradisi berburu takjil menjelang waktu berbuka puasa.
Jalanan utama Pasar Karang Menjangan berubah menjadi labirin kuliner, dipadati pedagang dan pembeli yang berdesakan mencari hidangan pembuka puasa.
Aneka jajanan takjil tersaji dengan menggoda. Dari minuman segar seperti es teh manis dan es kopi susu, hingga aneka gorengan seperti lumpia, risoles, dan telur gulung, semuanya tersedia dengan harga yang relatif terjangkau. Aroma rempah-rempah dan rasa manis bercampur menjadi satu, menciptakan suasana khas Ramadan yang begitu memikat.
“Ramai sekali! Lebih ramai dari Pasar Kodam, saya kira hanya di sana yang ramai, ternyata di sini juga,” ujar Nia, seorang mahasiswi yang terlihat antusias memilih telur gulung, Selasa (4/3/2025).
Ia tak hanya membeli telur gulung, tetapi juga es teh dan beberapa jenis gorengan lainnya untuk menemani buka puasanya nanti. Senyum sumringah terpancar dari wajahnya, menggambarkan kebahagiaan dan semangat berbuka puasa bersama teman-temannya.
Keberadaan Pasar Karang Menjangan sebagai pusat kuliner takjil ternyata memberikan dampak positif bagi perekonomian warga sekitar. Bu Indah, salah satu pedagang sate usus yang telah berjualan sejak tahun 2023, merasakan peningkatan omzet yang signifikan selama Ramadan.
“Setiap sore selalu ramai, Alhamdulillah,” ungkap Indah sambil melayani pembeli yang tak henti-hentinya datang.
Ia menawarkan berbagai varian sate, mulai dari sate usus, sate cecek, hingga sate ayam bakar. Menurutnya, bulan Ramadan selalu memberikan berkah tersendiri bagi para pedagang, khususnya di Pasar Karang Menjangan.
Keramaian di Pasar Karang Menjangan bukan hanya sekadar transaksi jual beli. Lebih dari itu, pasar ini menjadi tempat berkumpulnya warga dan mahasiswa, menciptakan ikatan sosial yang erat dan memperkuat rasa kebersamaan di bulan suci Ramadan.
Suasana ramai dan meriah ini menjadi bukti nyata bagaimana tradisi berburu takjil mampu menghidupkan perekonomian lokal dan mempererat tali silaturahmi antar sesama. Para pedagang pun berharap, keramaian ini akan terus berlanjut hingga akhir Ramadan, memberikan rezeki yang melimpah bagi mereka dan keluarga.
Peningkatan omzet yang drastis selama Ramadan ini membantu perekonomian warga sekitar dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan mereka. Pasar Karang Menjangan, bukan hanya sekadar pasar, tetapi juga menjadi simbol semangat Ramadan dan kebersamaan di tengah masyarakat. (Gal)